Sabtu, 30 November 2013

gejala-gejala proses fotosintesis


GEJALA-GEJALA PROSES FOTOSINTESIS

Gejala-gejala yang muncul akibat terganggunya proses fotosintesis adalah :
- Pertumbuhan yang tidak normal
- Perubahan warna, baik pada daun, batang, akar, buah, bunga.
- Matinya jaringan, bagian-bagian tanaman menjadi mengering
- Layunya bagian dari tubuh tanaman

            Terjadinya kebakaran akan mengakibatkan terganggunya fotosintesis dalam tanaman, mempengaruhi kecepatan dan kuantitas produk fotosintesis, hal ini dapat menyebabkan kemampuan relatif tumbuhan untuk berkembang dalam lingkungannya rendah.  Kebakaran hutan akan mengakibatkan kenaikan suhu yang tinggi, dengan bertambahnya suhu, proses enzimatis semakin banyak dipengaruhi sehingga kecepatan fotosintesis menurun. Pada suhu tinggi mendekati 40oC, tumbuhan mulai menderita kerusakan panas langsung yang diakibatkan oleh koagulasi protein dalam protoplasma.
            Temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan penurunan laju fotosintesis. Sehingga terjadinya kebakaran hutan dimana menhasilkan suhu yang tinggi akan mematikan protoplasma, ketika protoplasma mati maka proses fotosintesis akan tidak berlangsung. Para ilmuwan dari Swiss mematahkan anggapan bahwa kecepatan tumbuh tanaman sebanding dengan konsentrasi karbondioksida yang diambilnya. Studi yang mereka lakukan membuktikan bahwa meningkatnya konsentrasi karbondioksida tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan. Tetapi suatu studi yang dilakukan di hutan dekat Basel, Swiss menunjukkan bahwa penyemprotan sejumlah karbon dioksida di hutan yang tengah berganti daun, tidak menunjukkan tanda kesuburan lebih banyak.
Selain peningkatan suhu, kebakaran memproduksi CO2 yang banyak. Kecepatan fotosintesis oleh pengayaan CO2 dalam atmosfir. Secara umum kecepatan fotosintesis jangka pendek dapat dinaikkan oleh konsentrasi CO2 sampai 10 kali normal dan pertumbuhan dapat dinaikan 20 sampai 50%. Namun, level CO2 yang tinggi tetap bisa menjadi racun tumbuhan (Daniel et.al., 1987).

            Kebakaran hutan mengakibatkan tumbuhan menjadi stress. Kemampuan fotosintesis tumbuhan nyata dipengaruhi oleh besarnya stress yang terjadi, yang terutama disebabkan oleh pengaruh komulatif suhu yang tinggi, defisit tekanan uap yang tinggi dan ketersediaan air yang rendah dalam daun. Kesemua hal ini dapat ditimbulkan akibat kebakaran hutan.
Api merusak pohon dengan berbagai kombinasi, yaitu kerusakan pada tajuk, akar dan juga pada rusaknya cambium. Pohon dapat saja kehilangan 20-30% dari tajuk aslinya, dengan begitu, hal ini juga dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan mereka. Karena, seperti yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya, untuk pertumbuhannya, tanaman memerlukan energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis, dan proses ini berlangsung pada daun. Apabila sebuah pohon sudah kehilangan tajuknya, maka dia akan mengalami penurunan kecepatan fotosintesis, sehingga pertumbuhannya akan melambat.
            Sedangkan dari factor lingkungannya, keadaan pasca kebakarn menghasilkan banyak sekali gas CO2. Dalam teorinya, memang tanaman membutuhkan CO2 untuk berfotosintesis. Ada juga ahli yang mengatakan bahwa, dengan semakin banyaknya intensitas CO2 yang diberikan pada tanaman, maka kecepatan fotosintesisnya juga akan semakin bertambah. Pernyataan ini sebenarnya harus didasari dengan seberapa banyak konsentrasi CO2 yang dapat ditolerir oleh tumbuhan agar dapat menstimulasi kecepatan fotosintesisnya, karena apabila kandungan CO2 di udara terlalu banyak, maka tanaman juga akan mengalami keracunan. Ada beberapa respon yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya kadar CO2 di udara ini yaitu diantaranya, respon daun terhadap peningkatan CO2 dan juga respon dari stomata terhadap peningkatan CO2.
1.   Respon daun terhadap peningkatan kadar CO2 di udara
Kemampuan respon fotosintesis dari daun terhadap peningkatan kadar CO2 di udara tergantung pada limit internal dan eksternal untuk dapat menyerap CO2 tersebut, hal ini juga tergantung pada konsentrasi CO2 dan interaksinya dengan factor lingkungan lainnya.

2.   Respon stomata terhadap peningkatan kadar CO2 di udara
Kegiatan membuka pada stomata akan menurun, apabila kadar CO2 di udara meningkat. Dengan tidak membukanya stomata pada epidermis daun, maka makin sedikit kadar CO2 yang diserap. Hal ini juga sangat berpengaruh pada kegiatan fotosisntesis.

Fotosintat yang dihasilkan pada daun dan sel-sel fotosintetik lainnya harus diangkut ke organ atau jaringan lainnya agar dapat dimanfaatkan oleh organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau timbunan cadangan makanan. Alokasi fotosintat dalam tumbuhan untuk mempertahankan respirasi, produksi akar dan daun, produksi bunga dan buah, pertumbuhan primer dan pertumbuhan diameter. Dengan terganggunya proses fotosintesis, maka akan mengganggu proses respirasi, translokasi dalam tumbuhan yang akhirnya akan menganggu pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman.
Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan produk fotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan memproduksi energi untuk digunakan dalam metabolisme dan penyerapan hara (Daniel et.al., 1979). Energi dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin dalam sel. Energi yang digabungkan ke dalam ikatan kimia pada gula yang terbentuk dalam fotosintesis tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh sel bila berasal dari pembakaran bersuhu tinggi, tetapi tersedia pula pada suhu rendah dan tetap dalam reaksi yang terkendali secara baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar