GEJALA-GEJALA
PROSES FOTOSINTESIS
Gejala-gejala
yang muncul akibat terganggunya proses fotosintesis adalah :
-
Pertumbuhan yang tidak normal
- Perubahan
warna, baik pada daun, batang, akar, buah, bunga.
- Matinya jaringan, bagian-bagian tanaman menjadi mengering
- Layunya bagian dari tubuh tanaman
Terjadinya kebakaran akan mengakibatkan terganggunya fotosintesis dalam
tanaman, mempengaruhi kecepatan dan kuantitas produk fotosintesis, hal ini
dapat menyebabkan kemampuan relatif tumbuhan untuk berkembang dalam
lingkungannya rendah. Kebakaran hutan akan mengakibatkan kenaikan suhu
yang tinggi, dengan bertambahnya suhu, proses enzimatis semakin banyak
dipengaruhi sehingga kecepatan fotosintesis menurun. Pada suhu tinggi mendekati
40oC, tumbuhan mulai menderita kerusakan panas langsung yang diakibatkan oleh
koagulasi protein dalam protoplasma.
Temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan penurunan
laju fotosintesis. Sehingga terjadinya kebakaran hutan dimana menhasilkan suhu
yang tinggi akan mematikan protoplasma, ketika protoplasma mati maka proses
fotosintesis akan tidak berlangsung. Para ilmuwan dari Swiss mematahkan
anggapan bahwa kecepatan tumbuh tanaman sebanding dengan konsentrasi
karbondioksida yang diambilnya. Studi yang mereka lakukan membuktikan bahwa
meningkatnya konsentrasi karbondioksida tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman
secara signifikan. Tetapi suatu studi yang dilakukan di hutan dekat Basel,
Swiss menunjukkan bahwa penyemprotan sejumlah karbon dioksida di hutan yang
tengah berganti daun, tidak menunjukkan tanda kesuburan lebih banyak.
Selain peningkatan suhu, kebakaran memproduksi CO2 yang banyak. Kecepatan
fotosintesis oleh pengayaan CO2 dalam atmosfir. Secara umum kecepatan
fotosintesis jangka pendek dapat dinaikkan oleh konsentrasi CO2 sampai 10 kali
normal dan pertumbuhan dapat dinaikan 20 sampai 50%. Namun, level CO2 yang
tinggi tetap bisa menjadi racun tumbuhan (Daniel et.al., 1987).
Kebakaran hutan mengakibatkan tumbuhan menjadi stress. Kemampuan fotosintesis
tumbuhan nyata dipengaruhi oleh besarnya stress yang terjadi, yang terutama
disebabkan oleh pengaruh komulatif suhu yang tinggi, defisit tekanan uap yang tinggi
dan ketersediaan air yang rendah dalam daun. Kesemua hal ini dapat ditimbulkan
akibat kebakaran hutan.
Api merusak pohon dengan berbagai kombinasi, yaitu kerusakan pada tajuk,
akar dan juga pada rusaknya cambium. Pohon dapat saja kehilangan 20-30% dari
tajuk aslinya, dengan begitu, hal ini juga dapat mempengaruhi tingkat
pertumbuhan mereka. Karena, seperti yang sudah dijelaskan pada subbab
sebelumnya, untuk pertumbuhannya, tanaman memerlukan energi yang dihasilkan
oleh proses fotosintesis, dan proses ini berlangsung pada daun. Apabila sebuah
pohon sudah kehilangan tajuknya, maka dia akan mengalami penurunan kecepatan
fotosintesis, sehingga pertumbuhannya akan melambat.
Sedangkan dari factor lingkungannya, keadaan pasca kebakarn menghasilkan banyak
sekali gas CO2. Dalam teorinya, memang tanaman membutuhkan CO2 untuk
berfotosintesis. Ada juga ahli yang mengatakan bahwa, dengan semakin banyaknya
intensitas CO2 yang diberikan pada tanaman, maka kecepatan fotosintesisnya juga
akan semakin bertambah. Pernyataan ini sebenarnya harus didasari dengan
seberapa banyak konsentrasi CO2 yang dapat ditolerir oleh tumbuhan agar dapat
menstimulasi kecepatan fotosintesisnya, karena apabila kandungan CO2 di udara
terlalu banyak, maka tanaman juga akan mengalami keracunan. Ada beberapa respon yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya kadar CO2 di
udara ini yaitu diantaranya, respon daun terhadap peningkatan CO2 dan juga
respon dari stomata terhadap peningkatan CO2.
1. Respon daun terhadap peningkatan kadar CO2 di udara
Kemampuan respon fotosintesis dari daun terhadap peningkatan kadar CO2 di
udara tergantung pada limit internal dan eksternal untuk dapat menyerap CO2
tersebut, hal ini juga tergantung pada konsentrasi CO2 dan interaksinya dengan
factor lingkungan lainnya.
2. Respon stomata terhadap peningkatan kadar CO2 di udara
Kegiatan membuka pada stomata akan menurun, apabila kadar CO2 di udara
meningkat. Dengan tidak membukanya stomata pada epidermis daun, maka makin
sedikit kadar CO2 yang diserap. Hal ini juga sangat berpengaruh pada kegiatan
fotosisntesis.
Fotosintat yang dihasilkan pada daun dan sel-sel
fotosintetik lainnya harus diangkut ke organ atau jaringan lainnya agar dapat
dimanfaatkan oleh organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau timbunan
cadangan makanan. Alokasi fotosintat dalam tumbuhan untuk mempertahankan
respirasi, produksi akar dan daun, produksi bunga dan buah, pertumbuhan primer
dan pertumbuhan diameter. Dengan terganggunya proses fotosintesis, maka akan
mengganggu proses respirasi, translokasi dalam tumbuhan yang akhirnya akan
menganggu pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman.
Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan produk
fotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan
memproduksi energi untuk digunakan dalam metabolisme dan penyerapan hara
(Daniel et.al., 1979). Energi dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin
dalam sel. Energi yang digabungkan ke dalam ikatan kimia pada gula yang
terbentuk dalam fotosintesis tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh sel bila
berasal dari pembakaran bersuhu tinggi, tetapi tersedia pula pada suhu rendah
dan tetap dalam reaksi yang terkendali secara baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar